Kalduikan

Tokoh Ini Tolak Mentah-mentah Hadiah Nobel karena Ulah AS

Situs News Indoesia Alternatif Informasi Berita Viral Terbaru

Jakarta, objectright Indonesia

Tidak semua orang yang dinyatakan mendapat
Nobel Perdamaian
mau menerima hadiah tersebut.
Salah satunya Le Duc Tho, politikus Vietnam yang bertindak sebagai penasihat Vietnam Utara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat berkecamuk perang Vietnam dengan AS sebagai dalang utama, Le Duc bertugas merundingkan perjanjian gencatan senjata dengan pejabat AS Henry Kissinger.
Mengutip Britannica, Le Duc Tho memiliki pengalaman panjang dalam melawan kekuatan-kekuatan besar ketika ia bernegosiasi dengan Henry Kissinger, antara tahun 1969 dan 1973.
Semasa mudanya, ia menjadi seorang Komunis, dan otoritas kolonial Prancis memenjarakannya selama bertahun-tahun.
Ketika Hanoi dibom pada hari Natal atas perintah Kissinger, Le Duc Tho menyetujui gencatan senjata. Atas kiprahnya berunding dalam gencatan senjata, keduanya kemudian diumumkan oleh Komite Nobel sebagai pemenang untuk Nobel untuk perdamaian pada 1973.
Namun, Le Duc justru menolak. Dia menolak karena setelah perjanjian genjatan senjata, justeru perang tetap berkecamuk karena ada yang melanggar perjanjian.
Le Duc Tho mengirimkan telegram kepada Komite Nobel, yang menyatakan bahwa “tidak mungkin menerima hadiah yang diberikan Komite kepada saya.”
Ketika Perjanjian Paris tentang Vietnam dihormati, senjata-senjata telah dibungkam, dan perdamaian telah dipulihkan di Vietnam Selatan, saya akan mempertimbangkan untuk menerima hadiah tersebut”.
Dia mengatakan perang di Vietnam Selatan terus berkobar karena dapat dukungan dari Amerika Serikat. Lebih jauh dalam salah satu suratnya dia menuliskan, “Selama 18 tahun terakhir, Amerika Serikat melancarkan perang agresi terhadap Vietnam.
Imperialisme Amerika telah dikalahkan. Perjanjian Paris tentang Vietnam telah ditandatangani. Ini adalah kemenangan bersejarah yang sangat besar bagi rakyat Vietnam dan rakyat dunia yang cinta damai dan adil.
Sejak penandatanganan Perjanjian Paris, Amerika Serikat dan Pemerintah Saigon terus melakukan pelanggaran berat terhadap sejumlah klausul kunci perjanjian ini.
Pemerintah Saigon, dengan bantuan dan dorongan Amerika Serikat, melanjutkan tindakan perangnya,” dikutip dari new york time.com.
(imf/bac)
[Gambas:Video objectright]

Baca lagi: Maria Machado Wins Nobel Peace Prize while Hunted by Maduro Regime

Baca lagi: 5 Rekomendasi Film Akhir Pekan, Good Boy dan Yakin Nikah

Baca lagi: Spain’s reaction after Trump asked him to leave NATO

Baca lagi: James McAvoy Ditonjok Orang Tak Dikenal di Bar Pesta TIFF

Picture of content

content

You may also like