Jakarta, objectright Indonesia
—
Perdana Menteri
Kamboja
Hun Manet menuding pasukan
Thailand
mengusir warga negaranya yang tinggal di perbatasan menyusul bentrok yang kembali terjadi di sana pada Rabu (17/9).
Tuduhan itu tertuang dalam surat yang dikirim Hun Manet untuk Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Gutteres tertanggal 17 September. Dia mengatakan 25 keluarga tak bisa kembali ke rumah karena dihalangi pasukan Thailand.
“[Sebanyak] 25 keluarga diusir dari rumah dan ladang mereka,” kata Hun Manet dalam surat tersebut yang dirilis di laman resmi PM Kamboja di
Facebook
.
PM Kamboja ini juga mengatakan pasukan Thailand mengancam akan melakukan penggusuran lebih lanjut dan ini berpotensi bakal berdampak ke ribuan jiwa yang tinggal di perbatasan.
Lebih lanjut, Hun Manet menegaskan pasukan Thailand ingin menguasai wilayah Kamboja yang ada di perbatasan.
“Berdasarkan sumber yang kredibel militer Thailand berniat menggunakan kekuatan untuk menguasai wilayah di 17 lokasi lain dari Pursat ke Koh Kong, yang berada di barat dan barat daya Kamboja,” ungkap Hun Manet.
Perbatasan kedua negara itu kembali memanas usai pasukan Thailand menembaki warga sipil Kamboja. Militer mengeklaim warga menduduki secara ilegal wilayah Thailand.
Juru bicara militer Thailand Winthai Suvaree juga menuduh warga terlibat kekerasan di hari sebelumnya. Dia lantas menyalahkan Kamboja yang gagal mengintervensi warganya untuk berunjuk rasa secara damai.
“Warga [Kamboja] membawa tongkat kayu panjang sebagai senjata darurat, menunjukkan niat untuk melukai pejabat Thailand dan melanggar penghalang Thailand,” ungkap Winthai.
Dalam konflik terbaru ini, pasukan Thailand meluncurkan gas air mata dan peluru karet ke arah warga sipil yang protes soal perbatasan. Imbas tembakan itu, nyaris 30 orang termasuk tentara dan biksu mengalami luka-luka.
Konflik ini muncul usai Kamboja dan Thailand sepakat gencatan senjata pada Juli lalu setelah perang selama empat hari di perbatasan. Namun, kedua negara ini saling tuding masing-masing melanggar gencatan.
Untuk meredakan konflik baru ini, Hun Manet juga menghubungi Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim dan meminta untuk mendesak Thailand menahan diri. Di perang sebelumnya, Negeri Jiran ini jadi mediator perang kedua negara Asia Tenggara ini.
(isa/bac)
[Gambas:Video objectright]
Baca lagi: Photo: Israel is getting crazy Gempur Gaza City, Palestinians Fear
Baca lagi: Pemerintah Setujui Rekomendasi Banggar DPR untuk Tambah Bansos di 2025
Baca lagi: Photo: Japan ‘roasted’ the hottest temperature of all time
Baca lagi: Zulhas Puji Purbaya Lebih ‘Gercep’ Bantu Pembiayaan Kopdes Merah Putih