Sifilis merupakan salah satu penyakit menular seksual yang disebabkan oleh infeksi bakteri Treponema pallidum. Penyakit ini dapat menyerang pria dan wanita, namun gejalanya pada pria sering kali lebih mudah dikenali. Mengetahui gejala awal sifilis sangat penting untuk segera mendapatkan pengobatan yang tepat, mengingat penyakit ini dapat berkembang menjadi kondisi serius jika tidak ditangani.
Gejala sifilis pada pria bervariasi tergantung pada tahap infeksi. Berikut adalah beberapa tanda-tanda yang perlu diwaspadai:
Salah satu gejala awal sifilis adalah munculnya luka (chancre) pada penis, dubur, atau di sekitar area kelamin. Luka ini biasanya keras dan tidak terasa sakit, namun sangat menular. Jika Anda mengalami gejala ini, segeralah konsultasi dengan dokter untuk penanganan lebih lanjut.
Ruam yang timbul di telapak tangan, kaki, atau bagian tubuh lain juga merupakan gejala sifilis. Ruam ini sering kali tidak menimbulkan rasa gatal, namun dapat berwarna merah atau kecoklatan. Gejala ini muncul pada tahap sekunder penyakit, dan dapat diabaikan karena mirip dengan ruam penyakit lain.
Selain ruam, pengidap sifilis juga dapat merasakan gejala flu seperti demam, kelelahan, nyeri otot, dan sakit tenggorokan. Gejala ini sering kali diabaikan atau disalahartikan sebagai infeksi flu biasa.
Pembengkakan pada kelenjar getah bening di area pangkal paha juga dapat terjadi sebagai respon tubuh terhadap infeksi bakteri. Jika Anda mengalami pembengkakan ini bersama dengan gejala sifilis lainnya, segera lakukan pemeriksaan medis.
Sifilis yang tidak diobati dapat berkembang menjadi sifilis tersier, yang menyebabkan komplikasi serius seperti gangguan penglihatan. Kondisi ini dapat menyebabkan mata berair, pandangan kabur, dan bahkan kebutaan jika tidak segera diatasi.
Pada tahap sekunder, sifilis juga dapat menyebabkan kerontokan rambut, dikenal sebagai syphilitic alopecia. Kondisi ini biasanya terjadi bersamaan dengan ruam dan gejala lain yang telah disebutkan.
Sifilis pada pria disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum yang ditularkan melalui kontak langsung dengan luka sifilis saat berhubungan seksual. Penyakit ini tidak dapat ditularkan melalui kontak dengan benda mati, seperti toilet atau peralatan makan.
Selain melalui hubungan seksual, sifilis juga bisa menular dari ibu hamil yang terinfeksi kepada bayi yang dikandungnya, kondisi ini disebut dengan sifilis kongenital. Karena itu, penting untuk menjalani pemeriksaan kesehatan secara berkala, terutama bagi individu yang aktif secara seksual.
Pengobatan sifilis paling efektif jika dilakukan pada tahap awal, yaitu ketika gejala pertama kali muncul. Biasanya, dokter akan memberikan suntikan antibiotik penisilin untuk membasmi bakteri penyebab sifilis. Pada tahap tersier, antibiotik tetap diberikan, tetapi kerusakan organ yang sudah terjadi tidak dapat dipulihkan sepenuhnya.
Selama masa pengobatan, sangat disarankan untuk tidak melakukan hubungan seksual hingga dokter menyatakan bahwa Anda sudah sembuh total. Selain itu, pemeriksaan darah secara berkala juga diperlukan untuk memastikan bakteri benar-benar hilang dari tubuh.
Mencegah sifilis lebih baik daripada mengobatinya. Beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan antara lain:
Dengan mengikuti langkah-langkah pencegahan di atas, risiko terkena sifilis dan penyakit menular seksual lainnya dapat diminimalisir. Jika Anda mengalami gejala sifilis atau merasa terpapar, segera konsultasi ke dokter untuk mendapatkan pengobatan yang tepat.
Baca Juga: Penyebab Jerawat di Miss V dan Cara Mengatasinya
Baca Juga: Obat Sariawan Paling Ampuh untuk Dewasa: Medis dan Alami