Benjolan di belakang telinga sering kali tidak menimbulkan rasa sakit, sehingga banyak orang mengabaikannya. Padahal, meski tanpa nyeri, benjolan ini bisa jadi menandakan adanya gangguan kesehatan tertentu yang patut diwaspadai. Mengetahui penyebabnya akan membantu Anda menentukan kapan harus berkonsultasi ke dokter.
Benjolan di area belakang telinga bisa muncul karena berbagai faktor, mulai dari infeksi ringan hingga gangguan serius seperti kanker. Meskipun terasa tidak sakit, tetap penting untuk mengetahui penyebab pastinya agar dapat diberikan penanganan yang tepat.
Lipoma adalah pertumbuhan jaringan lemak jinak yang umumnya terasa lunak, tidak sakit, dan bisa digerakkan saat disentuh. Lipoma dapat muncul di berbagai bagian tubuh, termasuk di belakang telinga. Meskipun tidak berbahaya, lipoma bisa diangkat jika dirasa mengganggu secara estetika atau bertambah besar.
Kista sebasea adalah benjolan kecil berisi cairan atau bahan semipadat yang muncul akibat penyumbatan kelenjar sebasea di kulit. Benjolan ini biasanya tidak nyeri, tumbuh lambat, dan tidak berbahaya. Namun jika terinfeksi, bisa menyebabkan peradangan atau rasa sakit.
Kelenjar getah bening yang membengkak di belakang telinga dapat menyebabkan benjolan yang tidak terasa nyeri. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh infeksi di area sekitar telinga, leher, atau tenggorokan. Jika pembengkakan berlangsung lama atau disertai gejala lain seperti demam, segera periksakan ke dokter.
Mastoiditis adalah infeksi pada tulang mastoid yang terletak di belakang telinga. Meskipun dalam beberapa kasus tidak menimbulkan rasa sakit, kondisi ini bisa berkembang menjadi serius jika tidak segera ditangani. Tanda lainnya bisa berupa pembengkakan, keluar cairan dari telinga, hingga demam tinggi.
Abses terjadi ketika tubuh merespons infeksi bakteri dengan mengumpulkan sel darah putih dan nanah di satu titik. Abses bisa muncul di belakang telinga tanpa rasa sakit pada tahap awal. Namun jika tidak diobati, abses bisa membesar, nyeri, dan bahkan menyebabkan komplikasi.
Infeksi telinga tengah kronis atau berulang dapat menyebabkan peradangan dan pembentukan cairan yang bisa menjalar ke belakang telinga. Benjolan bisa terbentuk akibat pembengkakan jaringan meskipun rasa sakit tidak selalu dirasakan. Otitis media yang tidak tertangani dapat menyebabkan gangguan pendengaran permanen.
Kondisi kulit seperti jerawat atau bisul juga dapat menjadi penyebab benjolan di belakang telinga. Pada awalnya, jerawat bisa muncul tanpa rasa sakit, terutama jika terbentuk di bawah permukaan kulit. Seiring waktu, peradangan bisa berkembang dan menyebabkan rasa tidak nyaman.
Meski jarang, benjolan di belakang telinga bisa disebabkan oleh tumor jinak atau ganas. Salah satunya adalah kanker nasofaring yang dapat menyebar ke kelenjar getah bening di belakang telinga. Gejala lain yang menyertai antara lain sulit menelan, mimisan, suara serak, dan penurunan berat badan drastis. Jika benjolan tidak mengecil dalam waktu lama atau malah membesar, segera konsultasi ke dokter.
Walau terasa tidak nyeri, benjolan di belakang telinga tetap perlu diperiksakan jika:
Dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan fisik dan, jika perlu, tes penunjang seperti USG, tes darah, atau biopsi untuk memastikan penyebab benjolan. Pengobatan akan disesuaikan dengan diagnosis akhir, apakah itu hanya infeksi ringan atau kelainan serius seperti kanker.
Pengobatan benjolan di belakang telinga tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Berikut beberapa penanganan umum:
Jika benjolan bersifat jinak dan tidak menimbulkan gejala mengganggu, biasanya cukup dengan observasi rutin tanpa tindakan medis khusus.
Benjolan di belakang telinga tapi tidak sakit memang sering kali dianggap sepele, tetapi sebaiknya jangan diabaikan begitu saja. Meski bisa disebabkan oleh kondisi ringan seperti lipoma atau kista, benjolan juga bisa menjadi gejala awal penyakit yang lebih serius. Jika benjolan tidak kunjung hilang atau disertai keluhan lain, segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.