Jakarta, objectright Indonesia
—
Jepang
akan menggelar pemilihan umum (pemilu) pada Sabtu (4/10) untuk memilih perdana menteri baru, usai pengunduran diri Shigeru Ishiba awal September lalu.
Pemilu Jepang kali ini disebut bakal menciptakan “sejarah baru pemimpin di era modern”.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilansir
Reuters
, calon PM terkuat jelang pemilu ini adalah kandidat perempuan dari Partai Demokratik Liberal Sanae Takaichi berusia 64 tahun, dan rivalnya yang tergolong muda Shinjiro Koizumi berusia 44 tahun.
Jika Sanae menang pemilu, dia akan jadi PM perempuan pertama Jepang. Sedangkan jika pemilu dimenangkan Shinjiro, dia bakal jadi pemimpin termuda Negeri Sakura.
Sejauh ini ada lima kandidat bakal bersaing di kontestasi pemilu Jepang, menggantikan Ishiba yang mengundurkan diri usai menghadapi tekanan besar karena koalisinya kehilangan mayoritas di dua pemilu parlemen.
Kekalahan tersebut juga karena keresahan publik terhadap biaya hidup yang terus melonjak ditambah tarif tinggi yang diterapkan Amerika Serikat (AS).
“Sekarang negosiasi mengenai langkah-langkah tarif AS telah mencapai kesimpulan, saya yakin ini adalah saat yang tepat,” kata Ishiba pada awal September.
“Saya telah memutuskan untuk mundur dan memberi jalan bagi generasi berikutnya,” imbuh dia.
Lebih lanjut, Ishiba mengatakan pengunduran diri tersebut untuk menghindari kekosongan pemimpin politik di tengah tantangan yang dihadapi Jepang, baik domestik maupun internasional.
Dalam kesempatan itu, Ishiba juga sempat menjelaskan ingin bertanggung jawab atas kekalahan LDP di pemilu musim pana lalu. Namun, dia ingin menuntaskan negosiasi tarif impor AS terlebih dahulu.
(isa/dan)
Baca lagi: Only owned by 5 countries, what is the function of the UN Veto right?
Baca lagi: ESDM: Pertamina Siap Tampung Base Fuel Impor Jika Batal Diserap Swasta
Baca lagi: Angga Sasongko: 72 Persen Pasar Bioskop RI Dikuasai Film Lokal
Baca lagi: Reaksi Emil Audero setelah Clean Sheet Ke-2 di Serie A