Jakarta, objectright Indonesia
—
Inggris
tengah bersiap untuk mengakui
Palestina
secara resmi dalam Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang akan dimulai akhir pekan ini.
Juru bicara perdana menteri Inggris mengatakan pengakuan tersebut dirancang untuk melindungi kelangsungan solusi dua negara. Pernyataan Inggris
“Kenegaraan adalah hak yang tak bisa dicabut dari rakyat Palestina, dan sangat penting dalam melindungi kelangsungan solusi dua negara bahwa kita menegaskan hak yang tidak dapat dicabut itu,” kata jubir tersebut, dikutip
Anadolu Agency
.
Pengumuman tersebut keluar setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump meninggalkan Inggris usai melangsungkan kunjungan historis keduanya ke negara tersebut pada 16-18 September.
Trump sendiri kerap mengkritik keras negara-negara, terutama sekutu AS di Eropa, yang berencana mengakui Palestina di momentum Sidang Majelis Umum PBB nanti. Selain Inggris, ada Prancis, Kanada, hingga Australia dan beberapa negara lainnya di Eropa yang akan secara resmi mengumumkan pengakuannya terhadap negara Palestina di Majelis Umum PBB.
Jepang bahkan didsebut-sebut tidak akan mengakui Palestina untuk saat ini imbas tekanan AS, yang masih membela Israel sebagai sekutu dekatnya.
“[Penundaan pengumuman setelah Trump meninggalkan Inggris] adalah karena hal tersebut berisiko memperdalam ketegangan dengan Washington usai Trump dan Menteri Luar Negeri Marco Rubio memberi dukungan kuat terhadap serangan darat Israel di Gaza,” demikian laporan tersebut.
Perdana Menteri Keir Starmer sebelumnya mengatakan Inggris akan mengakui Palestina dalam Sidang Majelis PBB pada 22 September mendatang. Laporan itu jika betul-betul terjadi akan mempercepat langkah London dalam mendukung Palestina.
Starmer menilai pengakuan tersebut sebagai langkah mendukung kemanusiaan dan gencatan senjata di Gaza.
Tak cuma Inggris, Prancis dan Kanada juga akan mengakui kemerdekaan Palestina. Kedua negara tersebut berencana mengumumkan pengakuan itu dalam Sidang Majelis Umum PBB.
Tahun lalu, negara Eropa lain seperti Spanyol, Irlandia, Norwegia juga mengumumkan pengakuan negara Palestina.
Pengakuan ramai-ramai itu muncul di tengah agresi brutal Israel ke Palestina sejak Oktober 2023. Selama operasi tersebut, pasukan Zionis menggempur habis-habisan warga dan objek sipil.
Imbas agresi tersebut, lebih dari 64.000 warga di Palestina tewas, ratusan ribu rumah warga dan fasilitas sipil hancur, serta jutaan orang terpaksa menjadi pengungsi.
(isa/rds)
[Gambas:Video objectright]
Baca lagi: Balita Raya Wafat, Menkes Perbaiki SOP Pemberian Obat Cacing
Baca lagi: Pengadilan Tetapkan Jadwal Sidang Ikrar Talak Pratama Arhan ke Azizah
Baca lagi: Update Ranking FIFA: Posisi Indonesia Resmi Turun
Baca lagi: Dikabarkan Hilang Usai Demo di Jakarta, Eko Ditemukan di Kalimantan