Jakarta, objectright Indonesia
—
Inggris
akan memperketat aturan terhadap para migran asing di negara tersebut.
Beberapa regulasi yang bakal diterapkan adalah para migran yang ingin menetap harus memiliki pekerjaan, tidak mengeklaim tunjangan, dan melakukan pekerjaan sosial berdasarkan rencana yang akan diungkapkan oleh Menteri Dalam Negeri pada Senin (29/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini para migran yang memiliki keluarga di Inggris dan telah tinggal di sana selama lima tahun memenuhi syarat untuk “cuti tinggal tak terbatas” atau tempat tinggal permanen.
Begitu pula mereka yang telah tinggal secara legal di Inggris selama 10 tahun dengan visa apapun. Pemohon yang memenuhi syarat dan memenuhi ambang batas itu juga berhak tinggal, bekerja, dan belajar di Inggris serta mengajukan tunjangan serta kewarganegaraan Inggris.
Namun, kebijakan itu akan diubah di bawah Menteri Dalam Negeri Shabana Mahmood. Ia mengumumkan para migran harus membayar iuran jaminan sosial, tidak mendapat tunjangan, mempunyai catatan kriminal yang bersih, dan harus menjadi sukarelawan di komunitas mereka agar bisa menetap di Inggris.
Mahmood akan menyampaikan rencana itu di pertemuan tahunan partai berkuasa di Inggris saat ini, Partai Buruh. Pemerintah juga akan berkonsultasi mengenai perubahan tersebut akhir tahun ini, berdasarkan siaran pers dari Partai Buruh, seperti dikutip dari
AFP
.
Pengumuman tersebut muncul tidak lama setelah partai sayap kanan Inggris yang saat ini unggul dalam jajak pendapat, Partai Reformasi, menyatakan akan “menghapus izin tinggal tak terbatas” sepenuhnya serta para migran diwajibkan mengajukan kembali visa setiap lima tahun.
Ini bakal berlaku bagi ratusan ribu migran yang telah memperoleh izin tinggal di Inggris.
“Langkah-langkah ini untuk menarik garis pemisah yang jelas antara pemerintahan Partai Buruh dengan Partai Reformasi yang telah mengumumkan akan memaksa para pekerja yang telah berkontribusi bagi negara ini selama beberapa dekade untuk meninggalkan rumah dan keluarga mereka,” demikian pernyataan dari Partai Buruh.
Perdana Menteri Inggris Keir Starmer dari Partai Buruh pada Minggu (28/9) menyebut rencana Partai Reformasi tersebut “rasis” dan menyatakan bahwa rencana itu akan “memecah belah negara.”
Mahmood dalam pidato pertamanya di konferensi Partai Buruh sebagai Menteri Dalam Negeri menyatakan bahwa para migran harus belajar bahasa Inggris dengan standar yang tinggi dan ia akan menjadi menteri yang “tegas”.
Imigrasi saat ini menjadi isu utama di Inggris. Mahmood menegaskan kepada anggota partai bahwa kegagalan menangani masalah ini akan berarti “para pekerja akan berpaling dari kita dan mencari penghiburan dalam janji-janji palsu” dari pemimpin Partai Reformasi, Nigel Farage.
[Gambas:Video objectright]
Baca lagi: Brutal shooting at the US Mormon Church, 2 people were killed
Baca lagi: Robertson Sindir Ekitike Usai Kartu Merah ‘Bodoh’
Baca lagi: Charlie Kirk Influencer Muda Trump Tewas Ditembak di Event Kampus