Daftar Isi
Jakarta, objectright Indonesia
—
Perdana Menteri Israel
Benjamin Netanyahu
kian menunjukkan ambisi imperialisnya untuk mencaplok Kota Gaza di
Jalur Gaza
.
Rencana ini telah disetujui Kabinet Keamanan Israel pada pekan lalu. Sebelumnya, Netanyahu berencana mencaplok total Jalur Gaza, tetapi ditolak militer.
Netanyahu dan pendukungnya menilai rencana itu demi mengembalikan sandera sesegera mungkin. Rencana tersebut muncul saat Israel melancarkan agresi brutal ke Palestina sejak Oktober 2023. Imbas operasi itu, lebih dari 60.000 warga tewas.
Berikut fakta-fakta terkini obsesi Netanyahu caplok total Kota Gaza.
Siap luncurkan operasi baru
Netanyahu mengatakan akan menyelesaikan serangan baru ke Gaza sesegera mungkin. Dia menyebut operasi ini untuk menghancurkan dua benteng Hamas yang tersisa.
“Batas waktu yang kami tetapkan untuk aksi ini cukup cepat. Pertama, kami ingin menciptakan zona aman agar penduduk sipil di Kota Gaza bisa pindah,” ungkap PM Israel ini.
Namun, Netanyahu tak memberi rincian lebih lanjut waktu pasti operasi itu dimulai.
Dikecam sekutu
Sekutu Netanyahu dari sayap kanan ekstrem yang juga Menteri Keuangan, Bezalel Smotrich, mengecam rencana baru itu dan menyebutnya setengah hati.
“Mereka memutuskan sekali lagi untuk mengulangi pendekatan yang sama, memulai operasi militer yang tak bertujuan untuk resolusi yang menentukan,” kata Smotrich, dikutip AFP, Minggu (10/8).
Anggota kabinet sayap kanan lain, Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben Gvir juga menegaskan keinginannya untuk menguasai seluruh Gaza.
“Saya menginginkan seluruh Gaza, transfer dan kolonisasi. Rencana ini tidak akan membahayakan pasukan,” kata dia.
Ditolak keluarga sandera
Asosiasi keluarga sandera menolak rencana itu dan menyebut Netanyahu penipu.
“Netanyahu sedang mempersiapkan penipuan terbesar. Klaim berulang soal pembebasan sandera melalui kemenangan militer adalah kebohongan dan penipuan publik,” demikian pernyataan dalam forum itu, pekan lalu.
Saat ini, terdapat 49 sandera yang diyakini berada di Gaza, sekitar 20 diantaranya dilaporkan masih hidup.
Didemo besar-besaran
Warga Israel ramai-ramai demo menolak rencana Netanyahu mencaplok Gaza.
Protes itu berlangsung saat kabinet keamanan menggelar voting terkait operasi militer penuh dan aneksasi Gaza.
Video dari Forum Sandera dan Keluarga Hilang menunjukkan sekelompok besar pengunjuk rasa berkumpul di depan kantor perdana menteri di Yerusalem, tempat kabinet berkumpul.
Beberapa membawa gambar para sandera yang ditawan di Gaza, yang lain meneriakkan yel-yel untuk mengakhiri agresi. Mereka juga menuntut sandera segera dipulangkan dengan kondisi aman dan selamat.
“Meningkatkan pertempuran adalah hukuman mati dan penghilangan paksa bagi orang-orang yang kita cintai, tatap mata kami saat Anda memilih untuk mengorbankan mereka,” kata forum itu dalan siaran pers, dikutip objectright.
PBB khawatir
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga sempat menyampaikan kekhawatiran mereka terkait rencana Netanyahu.
Asisten sekretaris jenderal PBB Miroslav Jenca menyuarakan kekhawatiran itu saat rapat dengan Dewan Keamanan.
“Tindakan seperti itu akan menimbulkan konsekuensi bencana dan bisa semakin membahayakan nyawa para sandera yang tersisa di Gaza,” kata Jenca pada Selasa (5/8), dikutip Reuters.
Jenca menegaskan hukum internasional dengan jelas menyatakan bahwa Gaza harus tetap menjadi bagian integral dari negara Palestina di masa depan.
Selain Jenca, perwakilan China untuk PBB Geng Shuang juga menyampaikan hal serupa. Dia menilai langkah Israel menimbulkan kekhawatiran besar.
“Kami mendesak Israel untuk segera menghentikan tindakan berbahaya itu,” ungkap Geng.
Dia lantas meminta negara-negara yang punya pengaruh untuk mengambil langkah yang membawa keamanan bagi warga Gaza.
(isa/dna)
Baca lagi: Penampakan Immersive Tunnel Fancy Luna Maya-Maxime di Resepsi Jakarta
Baca lagi: Rocky Hybrid on the best -selling Daihatsu car in GIIAS 2025
Baca lagi: Fans Palace Ganggu Mengheningkan Cipta untuk Jota, Van Dijk Marah